Kepada Tuan

 Kepada Tuan, yang pada mulanya sebuah harapan tersimpan dalam doa dan aamiin paling serius di seluruh dunia.

Tuan datang kepadaku dan bertanya tentang jodoh itu apa. Aku tertegun tak mampu menjawabnya. "Barangkali Tuan yang lebih tahu, maka jelaskanlah kepadaku."

"Jodoh itu Puan, berbatas waktu. Ada pertemuan dan juga perpisahan, bila waktunya telah habis. Ada yang tidak bersatu, meskipun telah menyayangi begitu lama, bila waktunya telah habis."

Aku hanya diam. Rupanya aku baru bisa menjawabnya setelah beberapa waktu berlalu.

"Tuan, yang anda katakan ada benarnya. Namun bukan waktu yang seharusnya disalahkan. Bukan Tuhan yang harus disalahkan. Bukan takdir yang harus disalahkan.  Jika memang sebuah pertemuan memiliki sebuah tujuan, maka dua orang yang bertemu akan saling memperjuangkan. Jika salah satunya mundur, berarti salah satunya tidak ingin berjodoh. Padahal jodoh itu saling. Saling berjuang, saling bertahan. Bersama-sama memohon kepada Tuhan. Dan Tuhan akan merestui niat baik."


Kepada Tuan, yang pada dirinya sebuah rumah dalam imajinasi dialamatkan. Tuan tempatku berpulang, begitupun Tuan kepadaku, kuharap menemukan sebuah rumah yang nyaman. 

Tuan, aku masuk ke rumahmu yang berantakan. Membersihkan dan merapikannya. Hingga tidak sadar aku telah berdebu dan terluka menginjak pecahan kaca. Lalu di mana Tuan tiba-tiba? Bukankah Tuan bilang akan memberikan obat tapi justru menjadi patah hati terhebat?


Kepada Tuan, yang bersamanya aku pernah merasa bahagia.

Aku tidak membencimu. Tuan berhak bahagia. Tuan berhak terbang ke manapun Tuan mau. Maafkan jika selama bersamaku, Tuan tidak merasakan penuh, meskipun aku telah memberikan seluruh. Pergilah Tuan, aku tidak lagi menahan langkahmu. Tidak lagi menangisi kepergianmu. Tidak lagi mengharapmu rindu kepadaku. Aku tidak ingin memberatkan sayapmu.


Kepada Tuan, yang menjadi sahabatku sejak bertahun-tahun yang lalu

Aku mungkin gagal membuat transisi "You are my husband, and... You're still the one..." 

Padahal mimpi-mimpi membuat kisah dengan jas almamater dan kota masa muda kita masih tersimpan dengan jelas di benakku. Ada banyak hal yang ingin aku lakukan bersama Tuan. Ada banyak cinta yang masih ingin aku berikan. Namun jika langkah kita terhenti, kembali menjadi kata Puan dan Tuan yang masing-masing, mari saling mendoakan. Agar kita sama-sama berbahagia, meskipun tidak bisa bersama. 

Selamat tinggal Tuan, sahabatku, kekasihku, cintaku, masa mudaku....

Sehat-sehat selalu...

You are the apple of my eyes.




Komentar

Postingan Populer